English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Film Si Pitung Dibintangi Iko Uwais & Yayan Ruhiyan?

Selasa, 21 April 2015

Ketika bertemu dengan tokoh Betawi cicit langsung dari si Pitung, terbersit ide gila yang ingin mengangkat nama legendaris pahlawan pejuang asli Indonesia yang melawan penjajahan VOC dengan sudut pandang yang baru dan beda dari pembuatan film sebelumnya tentang si Pitung. Meskipun cerita ini akan ditulis ulang, namun nuansa mistis dan kehebatan pertarungan pendekar Betawi ini akan jadi bumbu utama dengan pendekatan logis dan tentunya empirik.

Bisa dibayangkan bukan, bagaimana tokoh legendaris si Pitung yang dikenal memiliki ilmu kanuragan Rawe Rontek akan diungkap secara detail apa yang sebenarnya terjadi. Benarkah si Pitung mempunyai ilmu kekebalan, sebagai satu bagian turunan ilmu Rawe Rontek? Dan apakah benar Pitung hanya bisa dibunuh jika seluruh anggota tubuhnya dibelah dan dipisahkan satu sama lain?

Namun sedikit bocoran tentang kesaktian ilmu beladiri sang pahlawan melawan kehebatan teknologi senapan dan peluru pasukan opas VOC pada masa itu, termasuk senapan mesin dan meriam yang harus dihadapinya. Ternyata tak lebih dari keahlian ilmu beladiri semata dan tentunya cerita yang berkembang di tengah msyarakat awam yang tidak bisa melihat langsung dan hanya mendengar dari mulut ke mulut.

Rasionalisasi ilmu rawe rontek (ada yang menyebutnya juga ilmu rawa rontek atau ajian Pancasona) adalah sebenarnya sosok si Pitung tidak hanya cuma ada satu orang. Sedikitnya dalam catatan sejarah intelijen, sosok si Pitung ada tujuh orang. Sesuai dengan namanya, Pitung berasal dari sebutan Pituan Pitulung, yang artinya si Tuan Penolong. Namun para peneliti sejarah lainnya mengatakan, bahwa nama si Pitung sendiri karena Pituan itu berarti tujuh orang yang selalu bersama atau disebut Tujuhan. Dalam lidah orang Betawi saat itu menjadi Tujuan. Hingga sekarang asimilasi bahasa, salah satu dari arti "tujuan" yang berasal dari kata tujuh orang yang bergerak sama dengan satu tujuan. Sepertinya teori ini bisa dimaklumi.

Kembali masalah pembuatan ulang atau remake film si Pitung, sang pendekar Betawi dengan kondisi sekarang ini. Namun tetap dengan setting masa kolonialisme Belanda, karena ada pesan moral yang sangat penting bagaimana logika bangsa kita menerima folklore (cerita rakyat) menjadi sebuah legenda dan alat propaganda yang mampu membakar semangat berjuang rakyat pada masa itu, dan mudah-mudahan saja film ini jadi inspirasi dan pencerahan.

Kenapa penulis katakan pencerahan? Karena ternyata dalam situasi penjajahan yang lebih cenderung seharusnya tercipta perlawanan langsung dan terbuka kepada pemerintahan VOC yang cenderung bersikap aniaya dan sangat mengekang kebebasan rakyat kebanyakan, rakyat perlu disadarkan dan dibangunkan dengan beragam cara, tentunya dengan perang cerita.

Perang media tidak cuma terjadi pada masa serba teknologi seperti sekarang ini, tapi justru sudah dibangun semenjak syariat Islam pertama kali menyebar ke seluruh dunia dan melawan segala bentuk kolonialisme pada saat itu. Ghozwul fikri atau perang ideologi dan konsep pemikiran memang dimulai dari ratusan tahun silam bahkan semenjak Perang Salib terjadi, nah mulai dari situlah perang antara kaum muslimin dan kolonialisme terjadi.

Kembali ke masalah perjuangan Pitung melawan penjajah, ternyata sang tokoh yang dikenal rajin sholat dan mengaji serta belajar ilmu beladiri silat ini memang seorang mujahidin asli, namun karena banyak tokoh Pitung yang berjumlah 7 orang inilah, maka banyak sepak terjangnya yang dianggap negatif oleh banyak kalangan terutama pihak penguasa VOC.



Bahkan dimungkinkan dari tujuh orang yang dikenal menggunakan nama sandi perang si Pitung dan hal ini tidak diketahui oleh pihak mata-mata atau informan Belanda yang kebanyakan dari kalangan centeng dan jawara, hanya satu saja yang tidak suka merampok namun memang suka sekali membela rakyat kecil, dan sosok ini adalah yang paling senior dan jago di antara mereka. Salah satu tokoh Pitung yang juga akhirnya dikenal luas adalah bang Pitung Ji'ih, yang diduga bernama asli Abdur Roji'ih atau Abdullah Roji'ih atau Muhammad Roji'ih.

Menurut pengakuan seorang pengamat sejarah yang tak mau disebutkan namanya, sebenarnya sosok Pitung itu ada banyak bukan cuma satu orang, bahkan mungkinlebih dari tujuh orang. Namun yang dikenal di kalangan orang Betawi khususnya para ulama dan kyai serta ustadz, hanya ada 7 orang murid pesantren yang mendapat nama sandi si Pitung. Ke-7 santri yang bermodalkan ilmu bertarung pencak silat yang berbeda namun sudah sampai tingkat ahli ini memang diketahui berusia muda dan berbadan sangat sehat prima. Mereka menyebar di segala penjuru karesidenan distrik Batavia pada masa itu, dan dimulai dari pusatnya di Rawabelong. Makanya ada kisah sepak terjang si Pitung di Tenabang, Kemayoran, Kota Beos, Pamulang, Kampung Duri, Pinangsia, Jatinegara, Kampung Melayu. Ini bukan berarti si Pitung suka bergelrilya, namun sedikitnya ada 7 orang yang menggunakan nama sandi Pitung untuk melakukan tindakan agitasi terhadap kewibawaan pemerintahana VOC. Hal ini memang sengaja dilakukan untuk membuat semangat rakyat Betawi bergelora dan bangkit melawan.

Berhembusnya kisah ilmu kanuragan si Pitung yang mempunyai ilmu rawe rontek pun sebenarnya adalah mab'u (dibiarkan) dari kalangan kumpulan ustadz di Pesantren yang dipimpin kyai haji Naipin dimana dalam musyawarah mereka ada kabar bahwa si Pitung digosipkan memliki ilmu rawe rontek yang tak pernah sekalipun diajarkan oleh pesantren. Gosip ini disebarkan justru dari para jawara-jawara lainnya yang pernah jadi santri dan belajar silat di pesantren yang terletak di Rawabelong itu.

Sebenarnya si Pitung adalah kumpulan siswa santri yang sangat disiplin dan rajin melakukan ibadah sholat berjama'ah dan tentunya berpuasa. Bukan hanya berpuasa wajib di bulan Ramadhan, tapi juga berpuasa Senin Kamis dan puasa pertengahan bulan hijriyah tanggal 13, 14 dan 15 setiap bulannya. Bahkan ada pula yang menyebutkan para penyandang gelar nama sandi Pitung ini adalah anak pesantren yang sholeh dan rajin puasa Nabi Daud, yakni sehari puasa, sehari tidak.

Namun entah bagaimana bermula, di luaran berita yang didengar oleh sebagian murid perguruan silat dan juga pesantren di Rawabelong ini mengatakan bahwa si Pitung harus berpuasa 40 hari penuh di siang harinya untuk mendapatkan ilmu kekebalan dan kesaktian Rawe Rontek, yang artinya si pemilik ilmu kebal anti abcok dan anti peluru yang tak bisa diturunkan kepada anak ini, kecuali dipelajari dan dilakoni ritualnya.

Padahal sejatinya yang terjadi adalah sebagai berikut, dan ini juga merupakan rasionalisasi dari apa yang menjadi legenda saat itu.

Dari ketujuh pendekar mujahidin yang sholeh ini, menyebar ke seluruh penjuru Batavia, dan kesemuanya diwajibkan untuk mengajarkan ngaji kepada warga Betawi yang buta huruf dan juga diwajibkan berdakwah dengan harta, jiwa raga dan kekuatan bila diperlukan.

Dan setiap murid pengajian yang mendapatkan bimbingan ilmu Al-Quran dan juga ilmu beladiri silat ini dibolehkan mempraktekkan ilmunya demi membela kebenaran. Namun dimulai dari salah satu tokoh muda yang juga akhirnya berani menggunakan nama si Pitung satu ketika melihat rakyat kecil yang dianiaya oleh opan VOC Belanda, dan dia membantu serta melumpuhkan si opas yang terdiri dari beberapa orang itu dengan satu dua jurus, maka kehebohan ini pun dimulai. Maka nama si Pitung mulai dikenal banyak orang Betawi di kalangan rakyat termasuk para opas VOC. Kejadian seperti ini sebenarnya sangat ditentang oleh kyai haji Naipin. Namun terlambat Pemerintahan Belanda terlanjur sudah memberikan propaganda bahwa Pitung adalah frijman alias preman yang mengganggu ketertiban umum dan merongrong kewibawaan gubermen VOC.

Pada mulanya memang Kyai haji Naipin murka, namun setelah salah seorang orangtua tokoh Pitung yang paling dituakan memberikan saran, bahwa hal ini tidaklah perlu dikuatirkan karena tidak semua anak didik pesantrennya sembrono, bahkan kebanyakan dari mereka dikenal sangat santun dan lemah lembut dalam kesahariannya. Jadi hal ini tak akan mungkin mengundang kecurigaan penguasa VOC.

Namun entah bagaimana, tindakan perlawanan seorang mujahidin dengan nama sandi si Pituan Pituling alias Pitung ini mulai bertambah nekad, bahkan ada beberapa kejadian di luar Rawabelong, bahwa Pitung melakukan perampokan dan perampasan harta para demang perwakilan penguasa Belanda, dimana para centeng jawara tak sanggup mencegah menghadapinya.

Isyu dan gosip pun berkembang, bahwa Si Pitung tidak memapn dibacok dan terlalu sakti untuk dilawan para centeng dan jawara yang bekerja pada VOC dan para demang anjing penjilat penjajah. Padahal dalam setiap kejadian pertempuran, tidak sedikit Pitung terluka, namun krena aksi heroik dan mental kesabaran yang luar biasa tinggi serta semangat menolong rakyat kecil, hal ini tidak bisa dimengerti oleh para centeng dan jawara yang kalah bertempur dengan si Pitung.

Akhirnya kejadian [un semakin sering dalam waktu yang relatif bersamaan, sehingga mucullah isyu bahwa si Pitung memiliki ilmu sirep dan menghilang yang tak bisa dilihat oleh manusia biasa. Hal ini pun bisa dimaklumi, karena ada 7 orang Pitung yang bergerak secara bersamaan dan  belum ada teknologi canggih seperti sekarang ini, maka media cerita dari mulut ke mulut saja yang menjadi sumber satu-satunya referensi kehebatan sepak terjang si Pitung.

Apalagi dengan bumbu-bumbu cerita para centeng dan jawara yang berhasil  dikalahkan oleh si Pitung dengan tidak mudah dan perjuangan yang berdarah-darah, membuat isyu semakin merebak dan heboh. Padahal, insiden itu hanyalah karena kegagalan dan ketakutan sang jawara dan centeng yang terkalahkan. Akhirnya menebar virus ketakutan yang tidak menguntungkan bagi pihak VOC.

Jadilah sosok si Pitung berubah menjadi mengerikan bagi para demang dan opas Belanda apalagi dengan penggambaran ilmu rawe rontek. Suasana pun menjadi mistis bagi mereka yang kurang informasi dan kurang ilmu. Si Pitung sakti mandraguna, punya ilmu kebal dibacok, kebal peluru dan hanya bisa dibunuh dengan peluru perak kemudian dibelah badannya serta dipenggal dan dipisahkan.

Sejatinya istilah terminologi dibelah dan dipisahkan adalah nasihat sang kyai kepada para muridnya secara keseluruhan, bukan hanya mereka yang mendapat tugas berdakwah dengan nama sandi Pitung, sang Pituan Pitulung. Semua murid dan santri yang belajar mengaji serta ilmu beladiri mendapatkan pesan yang serupa, "Kalian semua tak bisa dikalahkan kecuali dengan memecah belah kalian. Musuh yang sanggup membelah diri kalian menjadi terpisah sajalah yang dapat menghancurkan dan membunah kalian semua."

Nah pesan itu tidak ditangkap dengan hikmah dan secara sama oleh setiap murid. Ada sebagian kecil yang akhirnya ketika dewasa menjadi centeng dan jawara, yang masih ingat petuah sang kyai, namun salah mentafsirkannya dengan mengatakan kepada pihak penguasa Belanda, bahwa si Pitung hanya bisa dikalahkan jika sudah dibelah dan dipisahkan antara kepalanya dari tubuh dan anggota tubuh lainnya. Itulah sebanya dengan pengkhianatan seorang centeng yang paling jago namun kalah bertarung dengan si Pitung, karena sifat pengecutnya di mengusulkan untuk menangkap H.Piun selaku orang tua Pitung murid kesayangan K.H.Naipin dan juga sang guru pesantren.

Peristiwa penangkapan Piun dan H. Naipin itupun disebarkan melalui berita dari mulut ke mulut pada masa itu, sehingga tidak mustahil dari ketujuh orang bernama sandi Pitung, mungkin beberapa yang sangat terkejut dan hendak pulang ke Rawabelong untuk membebaskan sang ayah dan gurunya. Di sinilah kisah Pitung segera datang disusul oleh si Pitung kedua alias Ji'ih untuk menyerahkan dirinya kepada VOC sebagai tebusan agar orangtuanya Piun dan gurunya Haji Naipin dibebaskan. Tragis dan dramatik sekali bagaimana bang Pitung ditembak mati dan anggota tubuhnya dibelah serta kepalanya dipenggal karena fitnah dan kekejian VOC yang dikompori oleh para centeng jawara demi dendam mereka kepadanya.

Barulah berikutnya aksi si Ji'ih yang menghancurkan dan meluluhlantakkan markas VOC di Rawabelong sehingga memicu tindakan serupa dari si Pitung lainnya yang tersisa hingga merusak kewibawaan pemerintah Hindia Belanda di mata rakyat Betawi dan mengakibatkan banyak pemberontakan hingga masa perjuangan diplomatis Husni Thamrin dan Bung Karno.

Sungguh kisah ini sangat mengharukan dan mencerahkan serta penuh dengan aksi bertarung yang luar biasa. Bercampurnya kesalahpahaman dan menjadi isyu mistik yang sebenarnya tak pernah ada, kecuali hanya pelintiran cerita mulut ke mulut. Kita jadi semakin paham betapa kebenaran mempunyai caranya sendiri untuk bertahan dan memberikan kita pelajaran berharga.

Iko Uwais - Yayan Ruhiyan - CecepArif Rahman
Bisakah Anda bayangkan betapa seru dan hebohnya cerita ini, bahkan mungkin jauh lebih heboh dari the Raid 1 maupun the Raid 2 yang sudah duluan beredar. Apalagi bintang Iko Uwais dan Yayan ruhian akan berperan berbarengan sebagai Pitung dan Ji'ih yang membalaskan kekejaman para penjajah dan begundalnya.

Uniknya adalah yang berperan sebagai Bang Pitung adalah Yayan Ruhian dan yang jadi Ji'ih adalah Iko Uwais. Kemudian peran antagonis sebagai salah satu centeng jawara, siapa lagi kalau bukan Cecep Arif RAhman yang berperan jadi musuh pertarungan IkoUwais dalam the Raid 2, the Berandal.

Cerita tentunya jadi semakin seru, jika diperankan oleh para komedian seperti DAvid Nurbianto, kemudian juga Afif Xavi dan tentunya para komika serta tokoh Betawi asli yang berperan seperti Ridwan Saidi, Dzan FAridz, Muhammad Rifki (Eki Pitung) atau bahkan Haji Lulung serta tokoh lainnya dengan besutan sutradara bertangan dingin, Gareth Evans yang akan menyitradai mereka sebagai tokoh-tokoh penting dari film kolosal bernuansa komedi aksi ini. Kita lihat saja nanti tanggal mainnya.

"Tuhan Beri Aku Kentut" Jadi "Kentut"

Sabtu, 04 Juni 2011

Pejabat Ramai-Ramai Nonton Film Kentut
Pemerintah mendukung genre baru perfilman

JAKARTA – Sejumlah pejabat negara turut hadir dalam acara premiere film Kentut, arahan sutradara Aria Kusumadewa, Senin (30/5) malam.

Mereka antaranya Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsudin, Anggota Komisi X DPR RI Deddy ‘Miing’ Gumelar, serta Dirjen Nilai Budaya Seni dan Film (NBSF) Drs Ukus Kuswara MM.

“Ini film dari judulnya saja sudah mempunyai daya tarik, dan saya dengar genrenya terbilang baru.

Tentu saja, semakin  banyak genre film, akan lebih baik lagi agar masyarakat mendapatkan alternatif pilihan,” kata  Dirjen NBSF, Drs Ukus Kuswara MM, sesaat menjelang pemutaran film Kentut di teater Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail (PPHUI), Jakarta Selatan.


Menurut Ukus Kuswara, pemerintah menaruh perhatian pada setiap upaya perkembangan perfilman, termasuk upaya para pembuat film yang memproduksi film dengan tema baru. “Masyarakat sangat memerlukan tontonan yang menghibur dan membawa pesan yang positif,” katanya.

Film yang merupakan sekuel dari film Identitas, produksi bersama Deddy Mizwar, Zairin Zain, dan Aria Kusumadewa mengangkat kisah perjalanan para calon kandidat pimpinan Parpol. Dibandingkan film yang menang FFI 2008 itu, kali ini Kentut lebih ‘berbunyi’ dalam menyampaikan pesan cerita.

Judul awal film ini adalah Tuhan Beri Aku Kentut, namun dalam perkembangannya, Deddy Mizwar selaku eksekutif produser harus ‘memangkas’ judul tersebut.

“Karena kita tidak ingin ada salah penafsiran soal Tuhan, meskipun minta apapun, meski sekadar kentut adalah sah-sah saja kita minta pada Tuhan,” kata Deddy Mizwar. **

Kentut, Film Terbaru Dari Deddy Mizwar


Deddy Mizwar kembali mempersembahkan satu film berkualitas di kancah perfilman Indonesia. Film yang berjudul ‘Kentut’ ini kembali mengangkat tema sosial, budaya, religius dan unsur politik. Dan seperti telah menjadi ciri khas Deddy Mizwar dalam membuat sebuah film, maka unsur hiburan berupa sentuhan komedi juga menghiasi film ‘Kentut’ ini.

Selain Deddy Mizwar, sederet nama besar tokoh hiburan di Indonesia ikut meramaikan film ini, sebut saja Ira Wibowo, Cok Simbara, Hengky Tornando, Anwar Fuady dan pedangdut Iis Dahlia. Sementara Sutradara dan Penulis film yang berlokasi syutting di Bandung dan Lembang ini diserahkan kepada Aria Kusumadewa.
Film Kentut, atau juga sempat digosipkan berjudul ‘Tuhan berikan aku kentut’ ini digarap oleh Citra Sinema sejak bulan Januari 2011 lalu ini akan mulai tayang di bioskop pada 1 Juni 2011.

Sinopsis Film Kentut – diambil dari 21cineplex.com
“Di negeri ini kebenaran dan kebetulan tipis bedanya…”
Patiwa, salah satu kandidat Bupati di Kabupaten Kuncup Mekar, ia harus menjalani operasi medis akibat Dada kanannya tertembak saat berkampanye. Pasca operasi, Patiwa tetap harus menjalani perawatan serius di Rumah Sakit, karena dia harus menunggu hingga keluarnya KENTUT.

KENTUT yang semula dianggap remeh, seketika menjadi persoalan penting dan melibatkan banyak pihak. Sementara hari pemilihan kursi Bupati tinggal sedikit waktu. Kepanikan menimbulkan konflik besar antara pihak Rumah Sakit dengan Tim Sukses Patiwa yang dipimpin perempuan cerdas nan jelita bernama Irma. Situasi ini dimanfaatkan oleh kandidat lawan bernama Jasmera yang selalu tampil berapi-api untuk mendapatkan simpati masyarakat. Jasmera bersama Delarosa penyanyi dangdut yang fenomenal sebagai pasangan Cawabup, selalu meneriakkan slogan anti kemunafikan dan memiliki program- program kampanye kontroversial serta cenderung nyeleneh. Untuk memperlambat keluarnya KENTUT Patiwa, maka Jasmera meminta bantuan paranormal, dengan harapan agar Patiwa dinyatakan berhalangan tetap, hingga tidak dapat mengikuti putaran kedua.

Rumah Sakit berubah suasananya. Dokter Kepala, Satpam, dan seluruh karyawan Rumah Sakit semakin kelabakan dengan munculnya para pemburu berita dan beragam kelompok Agama . Mereka berkumpul untuk berdoa bagi kesehatan Patiwa, dengan seremoni yang berbeda satu sama lainnya. Situasi Rumah Sakit tidak lagi nyaman, karna mendadak berubah menjadi ruang politik. Menjadi ruang harapan bagi kepentingan banyak orang. Akhirnya KENTUT menjadi idola dari semua peristiwa yang terjadi

“Tidak ada satupun ciptaan Allah yang sia-sia”

Machfud MD Tonton Film Kentut

Selasa, 31 Mei 2011

Metrotvnews.com, Jakarta: Di tengah "panas" nya pemberitaan terkait Partai Demokrat, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud Md menyempatkan diri menonton film berjudul Kentut besutan Dedy Mizwar. Film sarat komedi dan kritik membangun terhadap kondisi bangsa.

Ketika ditemui wartawan usai pemutaran perdana film Kentut di PPHUI, Kuningan, Jakarta, Senin (30/5) malam, Mahfud mengatakan, film Kentut menarik dan punya banyak nilai positif.

Namun demikian, Mahfud terlihat langsung meninggalkan ruangan setelah sempat menjawab beberapa pertanyaan media soal film yang dibintangi Deddy Mizwar, Iis Dahlia, dan Anwar Fuadi itu.
Sementara itu, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik tidak dapat menghadiri pemutaran film tersebut dan diwakili oleh Plt Dirjen Nilai Budaya, Seni dan Film Ukus Kuswara.

Ukus mengatakan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata sangat mendukung film tersebut. "Kami sangat mendukung film-film yang mengandung kritikan membangun dan juga memberikan solusi-solusi bagi kondisi bangsa," katanya.

Ukus juga mengatakan film tersebut mengajarkan kepada masyarakat untuk selalu berpikir positif. Film Ketut bercerita tentang pemilihan bupati dengan sejumlah permasalahan dan intrik menarik.(Ant/ICH)

Menunggu "Kentut" yang menegangkan

Senin, 30 Mei 2011

Menghibur dan penuh sindiran, itulah kira-kira yang bisa disimpulkan dari film terbaru karya sutradara Aria Kusumadewa. Seorang sutradara peraih piala Citra untuk film Identitas yang kali ini kembali dengan menghadirkan film yang berjudul 'Kentut'.

Bertempat di PPHUI Kuningan Jakarta, hari ini (30/5) digelarlah pemutaran perdana dan press conference film Kentut. Film produksi Citra Sinema ini menghadirkan bintang utama seperti Dedy Mizwar, Iis Dahlia, Ira Wibowo, Cok Simbara dan Anwar Fuadi. Film Kentut sendiri diproduseri oleh Zairin Zain yang juga bermain di film ini.


Acara ini dimulai dengan pemutaran film yang dihadiri oleh para media yang kemudian berlanjut dengan press conference. Ditanya kenapa film ini berjudul kentut, Aria sang sutradara berkata, "Karena dia (kentut) pemeran utamanya dan memang film ini ditulis dari 2007 dan setelah empat tahun film ini baru bisa diproduksi."

Kentut menceritakan tentang Patiwa, salah satu kandidat Bupati di Kabupaten Kuncup Mekar, ia harus menjalani operasi medis akibat dada kanannya tertembak saat berkampanye. Pasca operasi, Patiwa tetap harus menjalani perawatan serius di Rumah Sakit, karena dia harus menunggu keluarnya kentut. Selain itu masih ada sebuah komedi satir dari tokoh-tokoh lainnya di film ini.

Film Kentut akan segera tayang di bioskop Indonesia pada hari Rabu, 1 Juni 2011. Anda juga akan bisa mendengarkan lagu lama karya Bing Slamet yang berjudul Nurlela yang kali ini dinyanyikan oleh Johan Untung.​

KapanLagi.com -
Oleh: Puput Puji Lestari
Pemain: Deddy Mizwar, Ira Wibowo, Keke Soeryo, Cok Simbara, Iis Dahlia, Rahman Yakob, Hengky Tornando, Anwar Fuadi.
Aktor gaek, Deddy Mizwar memang selalu bertambah usianya. Namun, soal akting Pak Haji nyaris tak pernah menjadi tua. Semangat muda selalu menggelora. Termasuk dalam film terbarunya, KENTUT. Menyoroti ramainya pilkada, mulai dari menggandeng artis sebagai pasangan kepala daerah, saling serang, penggunaan 'orang pintar', hingga macam-macam cara menggaet hati rakyat.

Menjadi Jasmera, Deddy Mizwar penuh dengan atribut merah sepanjang film ini. Jasmera adalah pasangan kedua di Pilkada Kuncup Mekar. Sementara pasangan pertama Patiwa. Jasmera mengusung tema anti kemunafikan dan memuja hedonisme. Bersama dengan penyanyi dangdut yang populer, Delarosa diperankan oleh Iis Dahlia, Jasmera mengajak rakyat bergoyang.

Sementara Patiwa, sibuk menawarkan progam pengentasan kemiskinan. Usai kampanye, ia harus menjalani operasi medis akibat dada kanannya tertembak saat berkampanye. Pasca operasi, Patiwa tetap harus menjalani perawatan serius di rumah sakit, karena dia harus menunggu hingga keluarnya kentut.

Kentut yang semula dianggap remeh, seketika menjadi persoalan penting dan melibatkan banyak pihak. Sementara hari pemilihan kursi Bupati tinggal sedikit waktu. Kepanikan menimbulkan konflik besar antara pihak rumah sakit dengan tim sukses Patiwa yang dipimpin perempuan cerdas nan jelita bernama Irma.
Situasi ini dimanfaatkan oleh kandidat lawan bernama Jasmera yang selalu tampil berapi-api untuk mendapatkan simpati masyarakat. Untuk memperlambat keluarnya kentut Patiwa, maka Jasmera meminta bantuan paranormal, dengan harapan agar Patiwa dinyatakan berhalangan tetap, hingga tidak dapat mengikuti putaran kedua.

Rumah sakit berubah suasananya. Dokter kepala, satpam, dan seluruh karyawan rumah sakit semakin kelabakan dengan munculnya para pemburu berita dan beragam kelompok agama. Mereka berkumpul untuk berdoa bagi kesehatan Patiwa, dengan ceremony yang berbeda satu sama lainnya. Situasi rumah sakit tidak lagi nyaman, karena mendadak berubah menjadi ruang politik. Menjadi ruang harapan bagi kepentingan banyak orang.

Film ini sedikit tergesa-gesa di ending, mungkin untuk mengajak penonton berpikir dan mencari ending yang tepat. Namun, akting Deddy Mizwar tetap memukau meski hampir seluruh scene didominasi olehnya. (kpl/uji/nat)

Ki Kusumo Desak PARFI Kongres Luar Biasa

Senin, 23 Mei 2011

JAKARTA - Ki Kusumo belum mau menyerah, meski sudah kalah dalam bursa calon ketua Persatuan Artis Film Luar Biasa (Parfi). Produser film yang juga paranormal itu mendesak segera diadakan kongres luar biasa.

"Kami dan artis-artis senior mengimbau agar diadakan Kongres Luar Biasa (KLB) dan kembali ke PB (pengurus besar) yang lama, yang diketuai oleh Yenny Rachman. Karena pemilihan ketua dalam kongres ke-14 kemarin, cacat hukum," beber Ki Kusumo, usai melapor ke Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (23/5/2011).

Ki Kusumo juga menuding ketua Parfi terpilih, Aa Gatot Brajamusti, melakukan pemalsuan data. Menurutnya, kongres yang digelar pada 18-19 Mei itu hanya diisi pendukung Aa Gatot saja.

"Ada pemalsuan data juga. Soalnya saat Yenny Rachman bersama artis-artis senior Parfi walk out, kami juga ikut walk out. Enggak ikut voting. Langsung pulang, Kongres pun kosong. Hanya ada orang-orang yang mendukung Aa Gatot sebagai ketua saja. Yang lain sudah pada balik. Kok bisa saya dapat delapan suara," urainya.

Selain itu, produser film 13 Cara Memanggil Setan itu juga menganggap Aa Gatot tidak memenuhi syarat sebagai ketua Parfi di mana salah satu syaratnya adalah harus main film minimal tiga kali sebagai pemeran utama.

"Tiba-tiba banyak banget orang yang dapat kartu AB (anggota biasa). Anggota biasa itu adalah anggota istimewa dengan syarat-syarat yang sangat ketat, seperti pernah main film layar lebar minimal tiga kali. Kemarin, saat kongres juga ada pemukulan," bebernya.(rik)

Kongres PARFI Kisruh Saling Tuding Curang

Rabu, 18 Mei 2011

3 kandidat Ketum PARFI dengan Ketum lama Yenny Rahman
KONGRES Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) ke- XIV yang digelar 18-19 Mei 2011 terancam batal. Pasalnya, Ki Kusumo dan Boy Tirayoh, dua kandidat Ketua Umum (Ketum) PARFI, melalui Kuasa Hukumnya Eggi Sudjana secara tegas menolak kongres.“Kami menduga, telah terjadi banyak kejanggalan.


Misalnya perubahan status Anggota Muda (AM) menjadi Anggota Biasa (AB), terkait hak suara untuk memilih dan dipilih menjadi Calon Ketum PARFI,” tegas Eggi Sudjana, saat menggelar Jumpa Pers di kawasan Mega Kuningan Jakarta, Senin (16/5).


Kongres PARFI XIV 2011
Eggi menambahkan, pencalonan Gatot Brajamusti sebagai Ketum PARFI pun dinilai sarat dengan rekayasa.

“Gatot Brajamusti tidak memenuhi syarat, karena pencalonannya menyimpang dari AD ART, dimana Calon Ketum PARFI minimal sudah 3 kali main film sebagai pemeran utama, sementara ia belum pernah sama sekali,” imbuh Eggi.

Selain itu, status Gatot sebagai Ketua Pelaksana Kongres yang ikut mencalonkan diri, akan berdampak pada objektifitas pemilihan Ketum PARFI.

Deddy Mizwar menjembatani komunikasi Aa Gatot vS Ki Kusumo?
Sialnya, dalam pengelolaan kepanitiaan, Gatot Brajamusti tidak mengindahkan sistem alokasi keuangan panitia. “Masak panitia kongres pakai rekening pribadi dalam mengatur arus keluar masuk keuangan,” lanjut Eggi lagi. Eggi melihat aktivitas panitia kongres tidak transparan.

Dikhawatirkan jika kongres tetap digelar, akan terjadi konflik internal antar pendukung yang berpotensi terjadinya perpecahan di tubuh PARFI.

Yenny Rahman
Karenanya, Eggi Sudjana mendesak membubarkan Panitia Kongres PARFI ke 14 karena dinilai cacat hukum.
Selanjutnya menunda kongres sampai batas waktu terbentuknya panitia baru yang bisa bersikap lebih adil, transparan dan objektif.

Selanjutnya Eggi mengusulkan agar Ketua Umum PARFI, Jenny Rahman dan Dewan Pertimbangan Organisasi PARFI, membentuk Tim Pencari Fakta untuk mengungkap dugaan kecurangan dalam tahapan persiapan kongres. “Jika tidak diindahkan, kami terpaksa akan menempuh jalur hukum,” ujar Eggi.

Ki Kusumo & Eggy Sudjana
Langkah Ki Kusumo, Boy Tirayoh dan Eggi Sudjana, mendapat dukungan penuh dari artis-artis senior PARFI, seperti HIM Damsyik, Aspar Paturusi, Ade Irawan, Kamel Marvin, Stanley dan beberapa perwakilan PARFI daerah seperti Edwar AN (Yogyakarta), Yani Saridil (Kerawang), Al Mosaf (Cikampek), Yugo Alpiano dan Rocky Manoarfa (Jakarta), Hendra Conti (Banten), Han (Semarang) serta Asmui Alkafi (Lampung)
AA Gatot Brajamusti
Sementara itu, ketika dikonfirmasi mengenai berbagai tudingan tersebut, Aa Gatot Brajamusti terkesan enggan memberi komentar. “Saya ingin menenangkan diri, dan berharap kongres berlangsung sesuai rencana,” kata Gatot Brajamusti yang ditemui di sela persiapan kongres, di Hotel Grand Sahid Jakarta, Selasa (17/5).

Namun, dia terlihat cukup terkejut dengan  tudingan pihak Eggy tersebut. “Kok bisa-bisanya menuding begitu ya?” kata Aa Gatot sambil melepas tawa.

Berbagai tudingan tersebut, menurut Aa Gatot sangat tidak mendasar dan bukan tidak mungkin pihaknya menuntut balik. “Yang pasti, rekening panitia memakai rekening pribadi saya, karena kongres tidak dibiayai pihak manapun sebagai sponsor,” kata Gatot Brajamusti.

Pihaknya panitia pelaksana, lanjut Gatot, hanya mendapatkan masukan dana Rp10 Juta dari pihak luar. “Uang sebesar itu, biaya pendaftaran calon ketua umum saat akan debat kandidat, yaitu Rp5 Juta per orang,”jelas Gatot.

Gatot bahkan bertanya balik, apa dasarnya ada pihak yang ingin membubarkan kongres PARFI. “Saya dan Jenny Rachman intensif berkomunikasi, terutama agar kongres dapat terlaksana sesuai dengan skedul. Jadi apa dasarnya membubarkan kongres ?,”katanya.

Boy Tirayoh Walk Out saat insiden kericuhan kongres PARFI
Atas berbagai reaksi pihak calon ketua umum, Aa Gatot memberikan pernyataan sikapnya, bahwa siapapun dipersilakan menjadi Ketua Umum.

“Siapa saja silakan mendaftar dan kalau mau jadi ketua umum, ya silakan. Saya tidak pernah mencalonkan diri kok,” katanya.

Atas sikap kedua pihak yang saling ngotot, tampaknya kongres akan berjalan tidak mulus alias dibayangi kericuhan.
Kongres PARFI Kisruh Saling Tuding Curang

KEKISRUHAN Kongres Parfi yang ke-14 tak lepas dari peran Deddy Mizwar sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Organisasi (DPO) Parfi. Hal tersebut diungkapkan Jenny Rachman, mantan Ketua Umum Parfi yang kini menggugat terpilihnya Gatot Brajamusti sebagai Ketua Umum Parfi yang baru.

Sejak awal, Jenny Racman mengaku sudah meminta agar DPO turun tangan untuk memverifikasi setiap kandidat ketua umum Parfi. Namun, Deddy yang diduga mendukung Gatot tak menggubris permintaan Jenny.

"Deddy bilang tak masalah, tapi ternyata yang terjadi karena ketidaktegasan itu yang muncul premanisme untuk mendukung kandidat tertentu," kata Jenny Rachman.

Sebelum kongres, Jenny sudah menyampaikan surat dari kantor pengacara Eggy Sudjana & Rekan yang menerima kuasa dari Ki Kusumo dan Boy Tirayoh, namun karena tak digubris maka kejadian memalukan itu terjadi.

Ketidakberesan itu membuat banyak pihak menyesalkan. Pengurus Besar Parfi yang notabene memang milik semua anggota menilai kongres tersebut tak sah, karena kandidat terpilih ternyata tak sesuai AD/ART organisasi.

"Sebagai Ketua DPO, Deddy punya dosa besar di perfilman kita, karena membiarkan kongres berlangsung ricuh dan diwarnai aksi premanisme," kata Jenny.

Jenny menduga ada kepentingan tertentu melanggengkan Gatot sebagai ketua umum. Sebab, kabarnya nanti kalau Gatot terpilih, sejumlah produksi film akan menggunakan peralatan syuting dari Deddy Mizwar.

Selama ini Jenny mengaku juga kecewa dengan l angkah Deddy. Sebab, sebagai Ketua DPO yang semula diharapkan mampu menjadi pendorong roda organisasi Parfi, ternyata tak pernah bersinergi dengan pengurus Parfi di bawah pimpinan dirinya. (may)

Ki Kusumo, artis senior lainnya dan Eggy Sudjana melaporkan AA Gatot
JAKARTA, (PRLM).- Kisruh kongres ke-14 Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) berbuntut panjang. Terpilihnya Aa Gatot Brajamusti, banyak mengundang kekecewaan. Kubu yang kecewa melaporkan Aa Gatot ke pihak kepolisian. Seperti yang dilakukan Ki Kusumo dan sejumlah artis senior, mereka membuat laporan di Sentral Pelayanan Kepolisian Polda Metro Jaya, Senin (23/5).

Saat melapor, Ki Kusumo didampingi artis senior Ade Irawan, Roy Marten, Pangky Suwito, dan Yati Octavia. Mereka mempercayakan masalah pengaduannya kepada pengacara Eggi Sujana. Ki Kusumo mempermasalahkan kartu AB yang didapat Aa Gator Brajamusti. "Seorang anggota Parfi harus bisa menunjukkan karyanya. Kapan pernah main film. Kapan membuat film dan judulnya apa. Yang jadi masalah, belum kelihatan karyanya tapi sudah mendapa kartu AB," kata Ki Kusumo.

Ki Kusumo menduga, Aa Gatot memalsukan data. Karena itu, kongres Parfi harus diulang. Sementara Aa Gatot harus turun dulu dari jabatan sebagai Ketua Parfi. Hal yang sama disampaikan Roy Marten. Untuk kebaikan Parfi ke depan, kongres harus diulang. (Mun/A-147)***

Film "The Police" besutan Ki Kusumo

Jumat, 09 Oktober 2009

Aksi kocak Vino G. Bastian cs dalam film action-comedy

Vino G. Bastian in The Police
VIVAnews - Sesuai dengan judulnya, film "The Police" memang berusaha mengangkat tema, tentang cerita seorang polisi.

Menurut sang produser, Ki Kusumo, film ini dibuat untuk meluruskan citra polisi yang selama ini kerap dipandang sebelah mata oleh masyarakat.

Dalam film bergenre komedi-action ini, Ki Kusumo juga menggandeng Mabes Polri. "The Police" juga melibatkan beberapa polisi dan peralatan yang biasa digunakan layaknya seorang polisi dalam dunia nyata.


"The Police" menceritakan tentang kisah persahabatan Jono (Vino G. Bastian), polisi berdarah betawi yang kocak, Ucok (Teguh Leo), sahabat Jono yang berasal dari Batak, dan Albert (Diaz Theo), seorang polisi Ambon yang jago mengendarai motor. Mereka bertiga adalah teman satu angkatan semasa pendidikan polisi.

Ketiga teman lama ini disatukan kembali dalam sebuah tim yang dipimpin oleh Anita (VJ Marissa), seorang polwan cantik dan tegas. Kisah konyol mereka dimulai ketika mereka diberi tugas untuk menangkap sindikat narkoba.

Aksi kejar-kejaran dan baku tembak muncul ketika mereka berusaha menangkap gembong mafia, Coki (Ferry Irawan). Sayang, dalam beberapa adegan, kekonyolan Jono dan kawan-kawan justru tak terasa. Beberapa adegan tampak terkesan kurang 'hidup' dalam film yang disutradarai A Leung Wong ini.

Tapi, tak semua hal terlihat seperti itu. Simak saja tokoh Albert, polisi asal Ambon ini justru mengambil bagian paling favorit. Mulai dari menilang pengendara motor, sampai menolong ibu-ibu hamil. Logat Ambonnya juga menarik untuk didengar.

"Film ini adalah kado buat Polri, karena kami sengaja memulai produksinya menjelang HUT Polri, 1 Juli, dengan mengambil kisah tentang Polisi," ujar Ki Kusumo. Film 'The Police' sudah dapat dinikmati sejak 8 Oktober 2009. Jangan sampai Anda lewatkan!

FORMULIR KEMITRAAN

Klik di sini untuk pengisian formulir kemitraan usaha waralaba
Kotak Makanan Lunch Box dan Kardus Packing

Popular Posts

 
Support : Webrizal | Tutorial | My Opini
Copyright © 2009-2021. RUBY Digital Printing Pesan Jemput Antar 081385386583 - All Rights Reserved
Template Recreated by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger